Bayangkan jika semuanya bertujuan untuk membuat sebuah artifisial intelegence khusus pembuat foto. Contohnya saja, jika kita akan membuat satu foto, sebuah kecerdasan buatan yang dirancang untuk membuat foto bisa mempergunakan semua database yang dimilikinya dalam proses pembuatan, termasuk di dalamnya foto seperti apa yang akan membuat satu produk lebih banyak dibeli oleh pelanggan, warna apa yang sebaiknya lebih dominan akan ditampilkan, serta komposisi yang paling efektif dalam membangun sebuah foto sesuai dengan yang anda butuhkan !
Layanan pencari gambar milik Google, Google Image disamping hanya mengindeks semua foto dari jutaan situs yang ada, layanan ini tentunya mampu mengambil informasi dari pencarian gambar tersebut, gambar dan foto mana yang terbaik serta yang mana sesuai dengan anda. Setelah diketahui, tentunya dengan mudah bisa memciptakan sebuah foto baru yang benar-benar sesuai dengan yang anda inginkan. Daripan mencarikan anda sebuah foto, tentu lebih baik menciptakan sebuah foto yang sesuai dengan keinginan anda bukan ?
Sementara itu bayangkan apa yang bisa dilakukan oleh perusahaan image stock seperti Shutterstock atau Getty Images dengan AI ini ! Mereka bahkan bisa menyingkirkan puluhan ribu kontributornya, serta jutaan foto yang ada di media penyimpanan milik mereka dan menggantiikan dengan sebuah bot pintar, yang secara instan mampu menciptakan foto sesuai dengan kemauan pelanggan !
Sebuah ide yang gila bukan ? Bayangkan lagi jika seandainya ada sebuah algoritma yang mampu membuat artikel blog misalnya, siap dibaca manusia berdasarkan data mentah yang dimilikinya di database, semua data yang dikumpulkannya berdasarkan sebuah even olahraga atau data yang sudah dimiliki perusahaan. Bahkan kemungkinannya anda sudah penah membaca sebuah artikel yang ditulis komputer, bahkan tanpa mengetahui bahwa itu ditulis oleh komputer.
Kemampuan CGI (Computer Generated Imagery) saat ini sudah sedemikian canggihnya, bahkan sebagian besar film populer saat ini direkam di depan sebuah green screen besar, sebelum itu diolah menjadi film yang anda perebutkan tiketnya di loket bioskop ! Seorang dengan keahlian Photoshop mampu menggabungkan foto yang berbeda, hingga tampak menjadi sebuah foto baru. Bahkan dia mampu menciptakan sebuah gambar yang tampak benar-benar nyata walau pada kenyataanya itu tak pernah ada ! Contohnya saja IKEA, sebuah perusahaan ritel perabot rumah tangga kelas dunia asal Swiss, mengakui bahwa 75% foto di katalog mereka tidaklah nyata, melainkan rekayasa komputer semata !
Katalog seperti ini sebagian besar merupakan hasil CGI |
Hal yang mengkhawatirkan tentunya ujung dari semua kecanggihan teknologi ini, mampu menggantikan peran fotografer dengan mesin. Saat ini sistem pembelajaran komputer adalah berdasarkan pelatihan dan pengawasan, bagaimana mesin program komputer dilatih dengan memasukan ribuan gambar dari sebuah objek, setelah itu program tersebut akan mampu mengenalinya secara langsung nantinya. Hal selanjutnya yang tampaknya menjadi tujuan teknologi adalah; mengenali sekalipun tanpa dilatih atau diawasi. Sekali komputer melihat sebuah objek dalam jumlah yang cukup, programnya akan mampu mengenali objek tersebut secara mandiri. Langkah selanjutnya adalah mencocokkan objek baru tersebut dengan database yang ada, kemudian mengenali atau mendeskripsikan objek apa itu. Untuk saat ini kemampuan program komputer mungkin belum sampai seperti itu, tapi pasti nanti akan mencapai titik ini.
Sejauh ini memang kita belum melihat perangkat komputer yang mampu menggantikan seorang fotografer dan photoshoper, perangkat yang mampu berinteraksi dengan gambar dan foto berdasarkan data yang dimilikinya, kemudian menciptakan sebuah foto baru, benar-benar diciptakan secara langsung.
Implikasi teknologi ini terhadap kehidupan nyata akan sangat besar. Sebuah perusahaan penerbitan tak akan perlu lagi menyewa fotografer ataupun meminta lisensi dari perusahaan stok foto. Sebaliknya sebuah program komputer secara otomatis akan menghasilkan foto yang sesuai dengan isi artikel yang ada, bahkan memilih penempatan yang tebaik berorientasi pada studi dari pembacanya. Situs E-Commerce pun dapat menciptakan ribuan gambar produk, menempatkannya dalam lingkungan yang sempurna, lengkap dengan tata cahaya yang luar biasa, tanpa perlu menyewa studio foto untuk itu. Bahkan untuk media sosial pun, akan mudah diciptakan foto yang disukai beramai-ramai, sehingga pelanggan akan melihat bahwa produk tersebut banyak disukai orang padahal merupakan bagian dari program komputer yang menciptakannya.
Biaya produksi foto pun secara dramatis akan sangat berkurang dengan efektivitas yang meningkat drastis. Kita tak perlu lagi mengirim kru ke lokasi terpencil hanya untuk memotret tempat tersebut. Kualitas konten secara visual pun sangat meningkat karena sistem algoritma yang terus dibaharui, sehingga secara efisien mengetahui dan memahami apa yang berhasil secara pemasaran dan mana yang tidak. Hak cipta dan lisensi takkan lagi jadi masalah, karena komputer hanyalah mesin yang tak memiliki hak hukum serta tak membutuhkan uang untuk nafkah hidupnya bukan ?
Namun satu hal saja yang perlu kita ingat bahwa akibat teknologi ini hanyalah kepada keruntuhan luar biasa dari bisnis fotografi, karena kecerdasan dan kemampuan fotografi oleh manusia sendiri takkan pernah hilang. Karya yang orisinil dan kreatifitas otak manusia takkan pernah bisa ditandingi oleh mesin dan program komputer manapun !
Jadi bagaimana menurut anda saat peran fotografer digantikan oleh mesin dan program komputer ? Jangan ragu untuk mengutarakannya di kolom komentar.
(Disadur dari : Kaptur CGI merupakan tangkapan layar dari website IKEA Indonesia)
Baca juga :
Leave a Reply