Suka olahraga badminton atau mungkin voli? Atau anda lebih suka menonton pertandingan basket?
Disaat menonton sebuah pertandingan tentu sering terbersit keinginan untuk mengabadikannya, nah bagi anda yang mungkin tertarik untuk memotret event olahraga, lalu merasa minder karena tak punya kamera yang canggih atau lensa yang mahal, jangan minder !
Sebenarnya dengan kamera kelas pemula atau entry level, jika anda memahami kamera anda dengan baik, anda bisa dengan mudah memotret event olahraga, baik itu event di luar ruangan ataupun event dalam ruangan (indoor).
Simak beberapa tips sederhana bagaimana memotret event olahraga.
1. Gunakaan shutter speed yang tinggi
Penggunaan shutter speed seperti yang kita tahu bahwa shutter speed yang tinggi, mampu membekukan gerakan dari atlet atau pemain yang sementara bertanding.
Untuk shutter speed sendiri bisa bervariasi tergantung olahraga apa yang anda potret, untuk olahraga dengan kecepatan tinggi seperti bulutangkis, basket atau voli tentu anda membutuhkan kecepatan shutter speed yang cukup tinggi, minimum 1/250s untuk bisa mendapatkan efek beku.
Bahkan di kecepatan seperti itu foto yang anda hasilkan pun masih rentan blur. Akan jauh lebih maksimal jika kecepatannya bisa 1/500s – 1/1000s, namun tentu kompensasinya adalah cahaya yang jauh lebih sedikit, sehingga kemungkinan foto jadi gelap lebih besar.
2. Gunakan ISO yang mencukupi
Dampak dari penggunaan shutter speed yang tinggi adalah foto yang anda hasilkan cenderung gelap, untuk mengimbangi, naikkanlah ISO kamera anda sampai batas yang menurut anda, masih bisa ditoleransi noise yang dihasilkan.
Hal ini berlaku lebih khususnya jika anda memotret di pertandingan olahraga yang dilangsungkan dalam ruangan (indoor), dengan kondisi pencahayaan yang agak kurang.
Jangan terlalu takut dengan noise yang timbul, karena nantinya anda bisa menggunakan software untuk menghilangkan noise.
Foto di atas dihasilkan dengan setingan ISO 3200. Jika hanya untuk keperluan website atau upload media sosial,tentu hasil foto tersebut sudah cukup baik. untuk noise yang ada pun seharusnya masih bisa ditoleransi.
3. Gunakan Aperture maksimal yang ada
Jika aperture atau bukaan lensa anda adalah f/5.6 di panjang fokal 55mm gunakanlah itu.
Lebih baik lagi jika anda memiliki lensa 50mm yang murah meriah, dengan bukaan maksimal di f/1.8 anda akan bisa mendapatkan cahaya lebih banyak lagi, tentu dengan bonus efek bokeh maksimal juga.
Tapi ingat di bukaan sebesar itu, foto anda sangat rentan salah fokus. Oleh karena itu bijaksanalah dengan bukaan aperture maksimal, jika bisa diturunkan 1 atau 2 stop ,sambil menaikkan ISO tentu lebih baik.
Baca juga artikel :
4. Gunakan Auto Fokus Continue
Pada kamera Nikon, mode autofokus continue dinamakan AF-C sedangkan pada Canon dinamakan AI-Servo, dengan menggunakan mode ini kamera akan mengunci fokus pada objek dan mengikuti arah pergerakannya.
Namun berdasarkan pengalaman saya metode ini agak kurang berhasil pada kondisi low light jika kita menggunakan kamera pemula, selain sistem fokus yang agak lambat, juga karena jumlah titik fokus dan sensitivitasnya yang kurang dibanding kamera yang lebih canggih. Oleh karena itu coba lihat tips yang kelima di bawah ini.
5. Gunakan Mode Burst
Mode burst pada kamera artinya kamera akan merekam sejumlah foto berturut turut selama satu detik, jumlah foto yang mampu ditangkap kamera sangat tergantung pada jenis kamera tersebut.
Untuk kamera pemula Canon 1100D anda bisa menggunakan mode burst sampai 3fps atau 3 buah foto berturut-turut selama satu detik, sedangkan pada Nikon D3200 lebih unggul sedikit karena bisa mencapai 4fps.
Tentu jangan dibandingkan dengan kamera profesional, seperti Nikon D4s yang bisa mencapai 11fps atau Canon 7D Mark II yang bisa 10fps.
Dengan menggunakan mode burst maka anda bisa lebih mudah dalam memotret, resiko kehilangan momen pun bisa lebih berkurang.
Tapi ingat dengan menggunakan mode ini artinya memori kartu anda lebih cepat full, jadi jangan lupa untuk menyediakan kartu memori cadangan.
6. Gunakan Format RAW
Format RAW memberi anda lebih banyak kebebasan dalam mengedit dengan software nantinya, foto yang under pun masih bisa dipulihkan tanpa kehilangan kualitas yang berarti/
Jika memori card anda terbatas dan anda ingin foto anda cepat diposting ke media sosial, bisa saja anda menggunakan format JPEG, tentu dengan resiko jika kualitas yang dihasilkan kurang, akan lebih sulit diperbaiki, semua kembali menjadi pilihan anda tentunya.
Demikian pembahasan bagaimana memotret sebuah event olahraga, pada intinya jangan takut untuk mencoba dan juga jangan minder terlebih dahulu, jika kita tak mencoba, kita takkan tahu hasil akhirnya bukan?
Thanks for reading.
Leave a Reply