Pernah dengar istilah levitasi?
Jika belum, apakah kamu pernah melakukan foto grup sambil loncat?
“Ayo.. loncat ya, pada hitungan ketiga pas difoto semua sementara di udara…!” Seru fotografernya
“Siap…? Satu… dua….”
Jlebb… Kameranya mati, habis baterai. Lalu senyap.
Hehehehe…
Kalau kamu pernah mendengar atau malah melakukan dialog absurd di atas, setidaknya kamu sudah mengerti bagaimana dasar foto levitasi itu, meskipun mungkin kamu belum tahu kalau itu yang dinamakan foto levitasi (levitation photography).
Foto Levitasi Dan Objek Yang Melayang
Foto levitasi adalah jenis foto yang memiliki kesan unik. Kesan utama dalam sebuah foto levitasi adalah objek yang tampak melayang, iya melayang di udara seolah-olah melawan gravitasi.
Objek foto di sini bisa manusia, hewan ataupun benda-benda mati yang dibuat melayang.
Sekedar peringatan, jangan bermain-main dengan vas bunga kesayangan ibu kamu untuk dibuat levitasi, bahaya.. Hehe.
Tahukah Kamu?
“Sejarah foto levitasi bahkan sudah dimulai sejak tahun 1905 lewat karya foto Jacques Henri Lartigue, teknik foto ini kemudian dipopulerkan kembali oleh Natsumi Hayashi, seorang fotografer wanita asal negeri Sakura.”
Meski di bagian awal kita menyinggung soal foto loncat-loncat, tapi foto levitasi yang murni lebih dari itu. Soalnya kalau orang loncat kan kelihatan banget dalam fotonya, “Oh.. ni orang lagi loncat”.
Berbeda dengan foto levitasi, meski dilakukan dengan cara serupa (loncat dsb), tapi ekspresi dan feelnya akan terasa beda, ceileh.. hehe.
Membuat Foto Levitasi
Bagi yang selama ini sudah sering foto alay sambil loncat-loncat, pasti sudah mengerti bagaimana membuat foto levitasi tadi. Pada dasarnya membuat foto jenis ini ada dua cara, yaitu dipotret natural ataupun menggunakan software editing (photoshop dkk).
Baca juga:
Mari kita lihat cara yang pertama dulu.
Memotret Levitasi Natural
Prinsip utama kita dalam memotret objek yang tampak melayang adalah dengan memanfaatkan shutter speed yang tinggi, karena dengan shutter speed yang tinggi kita bisa membekukan gerakan objek yang difoto.
Yang belum paham soal penggunaan shutter speed tinggi ini, bisa dibaca di artikel tentang shutter speed ini.
Berikut langkah-langkah yang bisa kamu praktekkan langsung untuk memotret levitasi saat ini juga
- Pastikan kamera yang kamu punya bisa diatur shutter speednya (DSLR atau mirrorless).
Pilihan mode pada DSLR/mirrorless bisa menggunakan Manual (M) atau Shutter Priority (S/Tv), di kedua mode tersebut silakan putar roda dial kamera untuk menambah shutter speed, umumnya diputar ke kanan. Shutter speed 1/500-1/1000 sudah mencukupi.
Untuk kamera saku ataupun smartphone, gunakan mode sport/olahraga untuk bisa membekukan gerakan objek, biasanya mode ini disimbolkan dengan gambar orang berlari atau gambar mobil.
Rata-rata aplikasi foto di hape android ataupun ios sudah banyak yang memungkinkan penggunanya mengatur shutter speed sendiri.
- Memotretlah di lokasi yang memiliki pencahayaan cukup
Untuk mendapatkan cahaya maksimal, silakan memotret di luar ruangan. Jika terpaksa harus memotret di dalam ruangan, sesuaikan ISO serta aperture yang ada. Jika memungkinkan gunakan teknik strobist.
Ingat saat menggunakan shutter speed yang tinggi maka kita membutuhkan cahaya yang lebih banyak ketimbang shutter speed normal atau lambat.
- Pilih objek foto yang masuk akal
Hal berikut yang perlu kamu perhatikan adalah objek yang ingin dibuat melayang, pilihlah yang masih masuk akal ya.
Orang atau benda-benda kecil mungkin masih normal. Soalnya orang kan tinggal loncat bisa, beda kalo kamu mau buat rumah kamu melayang yaaah sulit, kecuali diphotoshop.
- Pilih Background Dan Latar Cerita
Background dalam foto levitasi sangat penting karena menunjang ‘cerita’ utama dalam foto levitasi kamu. Contoh sederhana adalah foto di bawah ini, sang fotografer menonjolkan si model yang baru saja keluar dari pintu bus. Kali aja dia mau mengunjungi mantannya kan.. eh.
Menentukan cerita dibalik foto levitasi itu penting lho, jangan cuma sekedar loncat-loncat saja. Setidaknya orang yang melihat foto kamu, tahu maksud dari balik foto tersebut, atau bisa menangkap pesan yang ingin kamu tunjukan.
- Mulai Memotret
Oke, jangan kelamaan mikir. Mari mulai memotret. Setelah kamu sudah punya ceritanya, udah dapat background atau lokasi yang paling pas, model sudah siap, silakan segera memotret.
Beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sementara memotret antara lain:
Jaga fokus tetap pada objek atau model dengan menggunakan focus continuous serta burst mode di kamera (bagi yang pake DSLR/mirrorless). Ada baiknya kamu gunakan bukaan lensa kecil semacam f/8 agar foto tetap tajam keseluruhannya.
Baca juga:
- Bagaimana Menghindari Foto Salah Fokus Saat Memotret
- 12 Peralatan Tambahan Rekam Video DSLR
- Harga Lensa Canon Terbaru: Lensa Prime (Fix)
Kalau kamu mengincar foto bokeh, maka bukaan besar mulai dari f/1.8 bisa dicoba. Tapi ingat, bukaan besar seperti itu jadi rentan missfocus, percobaan beberapa kali tentu tak masalah bagi kamu yang memang ‘niat’.
Khusus buat yang jadi modelnya, cobalah untuk terlihat natural. artinya kalau mau loncat yah jangan sekedar loncat saja, setidaknya kamu sudah tau arah tangannya akan seperti apa, posisi kaki mengarah kemana dan sebagainya.
Properti foto juga patut kamu coba! Buku, payung, balon dan semacamnya akan menambah kesan unik serta menarik di dalam foto kamu. Jangan lupa untuk disesuaikan dengan latar cerita dan background yang kita bahas tadi ya.
****
Salah satu fotografer terbaik untuk urusan foto levitasi adalah Natsumi Hayashi. Dia begitu terkenal dengan seri foto “Today’s Levitation”yang benar-benar ‘niat’ hehehe. Karya-karyanya itu dimuat di blognya Yowayowacamera.
Hingga kini blog tersebut masih bisa dikunjungi, meskipun serial foto satu hari satu foto levitasinya telah berakhir pada bulan Juni 2011 silam. Natsumi jugalah yang mempopulerkan gaya foto ‘mengambang’ ini.
Kamu yang butuh inspirasi bisa coba mengunjungi blog tersebut.
Selain itu, di Indonesia juga ada komunitas khusus untuk foto-foto levitasi lho, yaitu LevitasiHore. Buat yang ingin dapat banyak kawan sambil belajar foto levitasi, bisa coba gabung di komunitas tersebut. Kamu bisa coba hubungi di akun twitternya @levitasihore atau websitenya www.levitasihore.net.
Demikian tips untuk kamu yang gemar ataupun tertarik untuk membuat foto levitasi. Nah bagaimana dengan cara buat foto levitasi menggunakan Photoshop? Untuk tips tersebut akan kami hadirkan di artikel khusus kategori edit foto, so pantengin terus Saveseva.com aja.
Senang dengan artikel semacam ini? Jangan lupa untuk dibagikan dengan kawan-kawan yang lain yah. Dapatkan pemberitahuan artikel terbaru Saveseva.com, langsung di beranda akun Facebook kamu atau follow langsung di Twitter kami. Selamat memotret!
Kredit Foto: Vitaly Vlasov, Kevin Tao, jedlocquiao, Natsumi Hayashi
Vixalexa says
Keren kak, jadi pengen belajar 😀
Anton says
Q pengen blajar deh. Tapi kamera untuk pemula cocoknya apaya????