Wisata pantai tampaknya menjadi salah satu andalan Indonesia, sebagai negara dengan garis pantai terpanjang ke dua dunia (Antaranews.com-Maret 2015 ) seharusnya Indonesia berbangga dengan hal itu, dan … Oke kita takkan membahas segala macam hal rumit tentang kelautan di postingan ini. Sebelum terlanjur terjebak dalam rangkaian kata yang beratnya lebih dari aksesoris Syahrini saat mau tampil cetar, kita akan melihat salah satu pantai yang cukup terkenal belakangan ini khususnya bagi warga Sulawesi Utara.
Kalau anda tinggal di provinsi bagian utara pulau Sulawesi ini, pasti sudah tahu nama pantai yang ngetren di media sosial saat ini. Ya pantai Pal merupakan pantai yang belakangan ini cukup tersohor di kalangan pecinta wisata, traveler maupun alayers yang ke pantai dengan tujuan utama hanya pamer foto di medsos haha terserah.
Pantai Pal terletak tepatnya di Desa Marinsow, kecamatan Likupang Timur, kabupaten Minahasa Utara, provinsi Sulawesi Utara. Iya itu jawaban yang pas jika kamu mau menjawab petugas sensus yang mau mendata dan kebetulan alamat rumah kamu di dekat pantai Pal tadi hehe. Biasanya orang mengetahui pantai ini terletak di Likupang, udah gitu aja.
Rute perjalanan menuju pantainya sendiri cukup mudah, karena saya dan teman-teman berangkat dari kota kami tercinta kota Bitung, maka rute yang bisa saya jelaskan ya hanya dari kota Bitung, tapi kamu jangan takut jika mau ke sana dari kota Manado, atau kota lainnya di pelosok Republik Indonesia ini hehe, jalur yang ada sudah tersedia dengan kondisi jalan yang di aspal baik. Sedikit bertanya tentu akan sangat membantu.
Kami berangkat dari rumah sekitar pukul 4 lewat, pukul 4 pagi ya bukan sore. Mengapa kami berangkat pagi-pagi buta? Tak lain karena ingin mengabadikan sunset di pantai Likupang, eh bukan sunset, sunrise !
Karena posisi pantai ini tepat menghadap ke arah timur maka otomatis mataharinya akan secara dramatis timbul dari balik horizon, perbatasan antara laut dan langit ah…. Ekspektasi akan sunrise yang cantik pun melambung. Tapi seperti peribahasa yang berbunyi sepandai-pandainya tupai melompat, jangan berharap lompatannya terlalu tinggi haha (entah apa hubungannya), demikian juga jangan menaruh harap terlalu tinggi untuk hal yang belum dipastikan atau dipersiapkan dengan baik.
Berangkat pukul 4 pagi lewat beberapa belas menit tentu kami masih bisa mendapati sunrise yang dimaksud. Sayangnya medan dan jalan yang belum terlalu dikuasai ditambah beberapa alasan lainnya membuat perjalanan ini sedikit lebih lama dari yang seharusnya.
Awalnya saya berpikir takkan pernah sampai di pantainya, seolah jalan yang ditempuh ini tak berujung (ceileh..) mungkin karena baru pertama kali ke sana, jadi saya tak terlalu bisa menerka jarak yang ada, adapun rute yang kami lalu adalah dari kota Bitung, melewati Pinokalan, naik ke arah Danowodu terus sampai ke kecamatan Ranowulu di daerah perbatasan kota.
Dari situ kami menempuh perjalanan terus dan menjumpai desa pertama di kecamatan Likupang timur (saya lupa namanya haiih), yang berikutnya adalah desa yang kita tuju yaitu desa Marinsow, desa dimana terletak pantai Pal. Dari jalan raya menuju ke lokasi pantainya sendiri lumayan jauh, teman-teman tak perlu takut kesasar karena papan nama tempat wisatanya terletak tepat di pinggir jalan utama, mungkin sekitar 10 menit untuk menuju ke lokasi pantainya dari tepi jalan.
Lokasi wisata pantai Pal sendiri tampak sudah tertata dengan baik, beberapa fasilitas utama sudah disediakan di kawasan ini, antara lain rumah-rumah panggung bagi yang ingin melangsungkan kegiatan seperti ibadah pantai contohnya, untuk toilet dan kamar mandi pun sudah tersedia cukup banyak di lokasi ini, namun tentunya jangan mengharapkan masuk keluar toilet gratis karena sudah ada yang menjaga. Kami tiba di pantai ini sekitar pukul 5.30 jadi belum ada yang menjaga portal masuk, bebas saja kami melenggang ke dalam lokasi wisata ini hehe.
Saya tiba lebih dulu karena begitu tahu lokasi yang dituju sudah dekat, langsung saja si merah kesayangan diajak ngebut sampai loncat-loncat karena jalannya bergelombang, sorry yah dek Vira yang boncengan hehehe. Meski tadinya sempat pesimis karena kami tiba sudah lumayan terang, namun akhirnya sumringah juga melihat matahari yang masih malu-malu mengintip dari balik garis horizon. Tadaaa…..
Meski agak kurang maksimal karena ada awan gelap di bagian kiri matahari yang menutupi cahayanya, tapi tak mengapalah… Setidaknya perjuangan untuk bangun pagi-pagi serta menempuh perjalanan satu jam lebih itu terbayarkan dengan keindahan sunrise di pantai Pal Likupang ini. Oh ya tak berapa lama setelah saya mengambil potret mentari ini, datanglah semua teman-teman yang lain, rasanya akan mengganjal jika mereka tak tampil di postingan ini ya hehehe (ditabok).
Foto di bawah ini diambil dari instagramnya Eo, menampilkan dua sejoli Donny dan Linny yang memadu kasih terpisah jarak beberapa langkah namun hati mereka senantiasa erat dan melekat (uhuk…)
Sewaktu kami tiba belum ada satupun pengunjung di pantai tersebut, jadinya berasa punya sendiri deh pantainya haha. Kita bisa bebas menjelajah keliling pantai dari ujung ke ujung (yang cukup membuat ngos-ngosan). Setiap ujung pantai terdapat tumpukan batu akik yang kayaknya bagus dijadikan spot buat foto-foto.
Kalo kamu ke pantai ini, siapkan kartu memori banyak-banyak untuk memotret. Yang biasanya malas untuk selfie mau aja diajak selfie, apalagi yang memang sudah keranjingan selfie ( anw tak ada foto-foto selfie khas Camera360 atau B612 yang akan ditampilkan di sini haha sorryy). Berikut foto yang sempat saya ambil di spot yang saya bilang tadi.
Semakin siang, seperti yang sudah bisa kami perkirakan jumlah orang yang datang pun semakin banyak, semakin banyak dan akhirnya banyak sekali manusia di tepi pantai Pal ini. Namun menurut pendapat teman-teman yang sebelumnya sudah pernah kemari, waktu itu katanya yang datang belum sebanyak yang lalu-lalu, mungkin karena kami perginya hari Sabtu, kalau hari Minggu atau hari libur tak terbayang deh ramenya pantai ini.
Oh ya kalau mau mandi-mandi di pantai ini harus ekstra hati-hati, soalnya ombak di pantai ini besar-besar. Kalau tak berhati-hati bisa-bisa kamu terseret ombak ke tengah laut.
Kalau mau, kamu juga bisa naik banana boat yang disewakan di pantai,dengan ditarik oleh speedboat tentu cukup asyik apalagi kalau sampai jatuh rame-rame haha tapi tenang semua yang naik banana boat harus menggunakan baju pelampung terlebih dahulu, jadi yang tak bisa berenang tak perlu was-was atau takut tenggelam.
Biaya naik banana boatnya sendiri cukup murah hanya Rp. 25 ribu per orang dengan maksimum yang naik bisa 5 orang. Setelah cukup puas mandi-mandinya ( gak puas gimana dari pukul 6 pagi sampe pukul 13 siang), anw saya tidak ikut mandi karena memang tujuannya hanya memotret sunrise haha (ditabok lagi) setelah beres-beres barang-barang yang dibawa,kami pun pulang, udah senang karena masuknya gratis eh ternyata waktu mau pulang ditagih juga haha Rp.5ribu per sepeda motor, jadi semuanya 15ribu rupiah. Okelah setidaknya kami jujur kan pak tukang parkir.. 😀
Mungkin nantinya kalau ada kesempatan rasanya pengen kembali lagi, mengejar sunrise yang belum maksimal tadi hehe. Kalau teman-teman mau kesana dan hanya bisa hari libur, bersiaplah menghadapi kemacetan dan ramainya orang yang datang. Berhati-hati dengan barang yang anda miliki tentu akan menjadi panduan yang berharga saat berwisata d tempat ramai seperti ini. So.. Selamat bertualang, kalau kamu punya saran atau pengalaman ke pantai Pal atau pantai-pantai lainnya, jangan sungkan untuk memberitahukan di kolom komentar. Thanks for reading.
PS. Makasih buat Eodya, Linny, Donny, Vira, Zacky dan temannya hehehe. Target selanjutnya semoga tak lama lagi :D.
Baca juga : Potret Keajaiban Gua Bersinar Di New Zealand
traveller sejati says
referensi menarik nih, pengen ke tempat menarik yang satu ini, indonesia memang the best.
Inggit e says
Sunrisnya bener-bener sedap!
Sheva says
Terima kasih Mas.. 🙂