Apakah anda pernah mendapati foto yang anda salin dari kamera anda, ternyata tidak bisa dibuka atau bahkan tidak bisa dipreview di komputer atau di laptop anda? Bisa jadi anda memotret menggunakan format RAW.
Mungkin anda bertanya apa itu singkatan dari RAW? Oke sebenarnya itu bukan singkatan, tapi kalau mau dicari kepanjangannya boleh – boleh saja sih hehe misalnya relakan aku woy :D.
Oke garing. Format RAW pada dasarnya yah raw dalam bahasa Inggris yang artinya mentah, atau belum diolah. Penjelasan wikipedia mengenai raw foto adalah seperti ini :
A camera raw image file contains minimally processed data from the image sensor of either a digital camera, image scanner, or motion picture film scanner.[1][2] Raw files are named so because they are not yet processed and therefore are not ready to be printedor edited with a bitmap graphics editor (sumber : en.wikipedia.org)
RAW Adalah File Mentah Yang Ditangkap Sensor Kamera
Jadi file gambar dengan format raw adalah file mentah yang belum mengalami proses edit atau pengolahan dengan software pengolah gambar atau foto, contohnya photoshop dan lightroom.
File dengan format raw tidak bisa ditampilkan di windows komputer anda kalau tidak menginstall program yang mendukung format raw.
Salah satu aplikasi viewer foto populer di windows, yaitu Windows Photo Viewer tidak mendukung format ini, itulah mengapa anda tidak bisa membuka foto tersebut. Jika anda ingin membukanya maka gunakan program yang mendukungnya seperti picasa, atau photoshop.
Tampilan foto dengan format raw akan tampak seperti gambar paling atas sebelah kiri, tampak agak under exposure dan kurang detail, tapi jangan salah, hal itu karena format raw juga dikenal dengan negative filmnya foto era digital. Jika di masa lalu anda sempat mengenal negative film foto atau sering disebut klise foto, kini di era digital tempatnya digantikan foto dengan format raw.
RAW File, Negative Film Era Digital
Mana ada negative film atau klise yang kelihatan bagus bukan? Hehe. Ketika anda menekan shutter pada kamera, maka sensor merekam gambar yang ada lewat cahaya yang masuk dari lensa, kemudian langsung dikirim ke memory card. Langsung tanpa diproses di prosesor kamera.
Itulah sebabnya file raw ukurannya lebih besar (satu buah foto dengan format raw ukurannya bisa mencapai puluhan Mb). Selain itu semua informasi yang ditangkap sensor tersimpan di file tersebut.
Sedangkan File JPEG (Join Photographic Experts Group) adalah salah satu standar foto yang sangat populer, pada saat anda menekan shutter, sensor merekam gambar, nah jika pada format raw file langsung dikirim ke memory card, pada format JPEG file tersebut diolah terlebih dahulu oleh prosesor kamera. Iya, sama seperti komputer, kamera kita juga memiliki prosesor.
Semakin canggih (dan mahal) kamera yang kita punya, biasanya prosesornya juga lebih canggih. Setelah diolah terlebih dahulu, diedit sana sini, baru dikirimkan ke memory card.
Foto yang telah diedit prosesor kamera inilah yang kita lihat sehari-hari dengan format JPEG. Format raw yang telah diedit dan bisa disimpan dengan jpeg, tampak pada foto paling atas sebelah kanan, lebih cantik kan daripada yang sebelah kiri?
Jadi jika anda tak mau direpotkan dengan olah digital, dan ingin langsung melihat foto anda di komputer atau smartphone, gunakanlah format jpeg saat memotret, masuk ke settingan kamera anda, dan pilih format jpeg sebagai hasilnya.
Namun jika anda hobi mengolah digital foto, format raw adalah pilihan paling tepat, karena bisa diedit tanpa kehilangan kualitasnya.
Demikian pembahasan sederhana tentang foto dengan format RAW dan JPEG. Jika anda belum terlalu suka memotret dengan kamera digital, dan lebih suka menggunakan smartphone, jangan lupa menyimak caranya mendapatkan efek bokeh langsung dengan smartphone anda.
Thanks for reading.
Alfi says
Mau tanya dong,misalkan kita udh ngambil foto tuh,itu perlu diedit lagi ga sih? Klo misal iyaa ngeditnya dimana ya? Atau menggunakan apk apa?