Anda mungkin pernah melihat foto-foto balapan MotoGP atau balap mobil Formula 1. Dalam foto yang ada, umumnya motor atau mobil balap tampak freeze atau tidak bergerak (dibekukan).
Padahal sekedar info saja, kecepatan rata-rata mobil dan motor di gelaran balap Formula 1 atau MotoGP itu mencapai 300-350 kpj. Dengan kecepatan seperti itu, lewat di depan mata Anda akan terlihat hanya seperti hembusan angin kencang saja, hehe.
Nah bagaimana sehingga di kecepatan seperti itu, mobil dan motor yang ada bisa tampak diam atau beku di dalam foto?
Rahasianya terletak pada shutter speed yang digunakan oleh sang fotografer!
Anda bisa membaca kembali artikel tentang shutter speed ini di sini.
Dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa rumus umum untuk menjaga foto tetap tajam atau tidak blur adalah 1/panjang fokal lensa. Itu merupakan minimum speed agar foto tidak blur, nah bagaimana jika kita tidak hanya menjaga agar tak blur, tapi juga membekukan gerakan?
Untuk membekukan gerakan, utamanya objek yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi, kita membutuhkan shutter speed yang juga super cepat.
Untuk memotret balapan motor atau mobil semacam MotoGp dan Formula 1, kita butuh shutter speed hingga 1/4000 – 1/8000s. Oleh karena itulah umumnya fotografer resmi yang memotret balapan semacam itu membutuhkan kamera DSLR Pro, karena pada kamera pemula, shutter speed maksimum umumnya hanya mencapai 1/4000s.
Tapi ingat, konsekuensi dari penggunaan shutter speed yang sangat cepat adalah jumlah cahaya yang masuk pun sangat sedikit karena shutter membuka dalam waktu yang sangat singkat.
Untuk itulah selain menggunakan kamera pro, biasanya fotografer yang menggunakan shutter speed tinggi, memadukannya dengan lensa berbukaan besar semacam lensa 70-200 f/2.8 agar eksposure bisa seimbang.
Bagaimana jika kita mau memotret gerakan yang tak secepat pembalap MotoGP? Tentu kecepatan yang ada juga tak perlu seekstrim tadi.
Pada foto di atas, saya menggunakan shutter speed 1/250s. Di kecepatan seperti itu sebenarnya pemain dan bola voli yang terlihat masih rentan blur, shutter speed itu merupakan kompromi karena situasi pemotretan yang sudah remang-remang.
Selain itu kamera yang digunakan kurang handal dalam memotret di ISO tinggi (sebagai catatan, ISO yang digunakan ISO 3200) sehingga tak bisa dipush lebih tinggi lagi shutter speednya.
Baca juga : Tips Mahir Memotret Pertandingan Olahraga
Dalam menentukan seberapa cepat shutter speed yang kita butuhkan agar objek yang difoto tampak freeze atau beku, ada beberapa hal yang patut kita pertimbangkan.
>> Yang pertama adalah seberapa cepat objek yang kita incar bergerak, semakin tinggi kecepatannya maka semakin tinggi shutter speed yang harus digunakan untuk membekukan gerakan, pada kasus mobil balap tadi kita butuh kecepatan shutter speed yang sangat tinggi karena objeknya juga bergerak super cepat.
>> Apakah Anda dalam posisi diam atau bergerak juga? Misalnya Anda sementara memotret dari atas kendaraan yang bergerak, hal itu juga harus jadi perhitungan nantinya. Shutter speed yang dibutuhkan pun harus lebih cepat mempertimbangkan kecepatan Anda atau kendaraan yang ditumpangi.
>> Lensa yang digunakan. Semakin panjang fokal lensa yang Anda gunakan, semakin tinggi shutter speed yang dibutuhkan. Ingat rumus dasar shutter speed 1/panjang fokal lensa. Pertambahan panjang fokal berarti pertambahan shutter speed.
>> Jarak Anda dengan objek foto juga menentukan. Sederhananya seperti tadi, jika sebuah mobil balap dengan kecepatan 300kpj lewat di depan mata, maka hanya akan terasa seperti hembusan angin kencang, tapi jika Anda berdiri di tribun penonton yang jaraknya jauh dari lintasan, maka mata kita masih bisa mengikuti arah pergerakan mobil tersebut bukan?
Demikian juga semakin dekat Anda dengan objek yang dipotret, semakin tinggi shutter speed yang kita butuhkan untuk membekukan gerakannya.
Selain shutter speed, beberapa faktor lain juga turut berpengaruh dalam membekukan gerakan objek ini. Salah satunya adalah pemilihan mode autofokus kamera, umumnya fotografer akan menggunakan mode continous atau tracking agar objek tetap fokus.
Selain itu burst mode atau pemotretan berturut-turut pada kamera, akan sangat membantu. Gunakan juga mode itu jika Anda ingin membekukan gerakan suatu objek foto.
****
Demikian pembahasan sederhana bagaimana kita membekukan gerakan menggunakan shutter speed cepat saat memotret. Berlatihlah dengan memotret objek sederhana dan membekukan gerakannya, contoh memotret orang yang sedang berjalan, orang yang sementara naik sepeda dan sebagainya.
Jika Anda menyukai artikel serupa, jangan lupa untuk bergabung bersama kami lewat Facebook ataupun Twitter, dengan begitu Anda bisa segera mengetahui artikel terbaru Saveseva.com.
Terima kasih sudah membaca.
Leave a Reply