Pernah melihat foto light trails atau foto jejak lampu di jalanan? Jika belum pernah, coba perhatikan foto di bawah ini.
Foto di atas merupakan foto jejak lampu yang dipotret di ruas jalan utama kota Batu, Malang.
Key Featured
Peralatan Yang Dibutuhkan
Cara Memotret
Foto light trails atau jejak lampu umumnya menarik karena mata kita akan mengikuti pola cahaya yang terlihat.
Cahaya di sini umumnya dibentuk dari cahaya kendaraan baik itu mobil ataupun sepeda motor yang melintasi di jalanan.
Nah, bagaimana caranya memotret foto seperti di atas? Mari kita pelajari bersama, apa saja yang kita butuhkan untuk membuat foto jejak lampu atau light trails.
Peralatan Utama Membuat Foto Light Trails / Foto Jejak Lampu
1. Kamera Dengan Pengaturan Manual
Ssama seperti saat kita memotret cahaya lampu tampak seperti bintang, kita juga akan membutuhkan kamera yang memiliki pilihan pengaturan secara manual untuk membuat foto light trails.
Kamera yang perlu Anda perhatikan di sini, yang penting bisa di atur shutter speed dan bukaan manual. Artinya Anda bebas menggunakan kamera apa saja. Entah merk kamera Canon, Nikon, Sony atau Fuji ataupun yang lainnya.
Selain itu tak hanya terbatas pada kamera DSLR atau mirrorless saja, Anda juga bisa menggunakan smartphone atau kamera saku. Beberapa smartphone sudah memiliki aplikasi khusus yang mengizinkan pemiliknya mengatur secara manual settingan kamera yang ada.
2. Lensa Lebar Atau Lensa Kit Juga Bisa
Mengapa lensa lebar? Karena untuk memotret foto light trails atau jejak lampu, kita membutuhkan cakupan view yang luas, oleh karena itu lebih baik menggunakan lensa lebar.
Salah satu lensa yang cukup lebar namun murah meriah serta berkualitas adalah lensa kit 18-55mm.
Baca juga :
- 8 Keistimewaan Yang Dimiliki Lensa Kit
- Cara Cepat Foto Slow Speed Tanpa Tripod
- 10 Trik Membuat Foto Pantai Menarik
Apakah tidak bisa menggunakan lensa tele atau 50mm? Tentu saja bisa, hanya saja Anda akan kesulitan dalam mengkomposisikan hasil foto nantinya. Jika Anda hanya memiliki lensa itu, yah tak masalah, silakan saja dicoba.
3. Tripod
Trippd adalah peralatan penting untuk mendapatkan foto light trails atau foto jejak lampu yang cantik. Dengan tripod, maka hasil foto terhindar dari blur karena getaran tangan, juga memudahkan kita mengatur bentuk cahaya yang muncul.
Tak punya tripod? Jangan jadikan itu alasan untuk tak memotret light trails. Anda bisa jadikan trotoar atau benda apa saja asalkan permukaannya datar untuk diletakkan kamera.
Foto paling atas saja tak menggunakan tripod, kamera hanya diletakkan di atas kursi di warung makan pinggir jalan.
***
Ketiga peralatan diatas adalah hal utama yang harus Anda miliki untuk memotret light trails dengan sedikit pengecualian khusus untuk tripod, jika Anda tak punya atau belum memilikinya tentu.
Langkah-langkah pembuatan foto light trails / jejak lampu
1. Tentukan tempat dan waktu yang tepat
Tempat yang paling cocok untuk memotret light trails adalah ruas jalan utama yang banyak dilalui oleh kendaraan pada malam hari. Hal utama yang harus Anda perhatikan adalah komposisi foto nantinya.
Usahakan agar spot Anda memotret, memiliki keunikan berupa objek yang khusus yang menarik perhatian. Contohnya tugu, menara, atau hal lain yang bisa menarik perhatian selain jejak lampunya sendiri.
Tahukah Kamu?
Mode Bulb dipergunakan fotografer untuk mencapai shutter speed yang lebih lama dari 30 detik, mode ini sering dipakai saat memotret slow sped termasuk light trail agar cahaya lampu yang terlihat semakin banyak”
Jika jalanan di tempat Anda sepi dari kendaraan atau hanya satu dua, akali dengan menunggu kendaraan yang akan lewat. Ketika sudah dekat, langsung persiapkan kamera dan semuanya untuk memotret, dengan begitu ketika kendaraan lewat Anda bisa langsung merekam jejak lampunya.
Anda juga bisa menggabungkan antara foto rooftop dengan light trails seperti foto di bawah ini
2. Set kamera ke mode manual
Setelah di set ke mode manual, masukkan settingan sebagai berikut :
- Pilih ISO paling rendah yang dimiliki kamera Anda, jika paling rendah adalah 100 silakan pilih nilai 100 tersebut.
- Matikan fitur Auto ISO, jangan sampai kamera mengubah nilai ISO setelah kita tentukan paling rendah.
- Pilih nilai aperture besar atau bukaan aperture yang kecil misalnya f/8 atau f/13. Belum paham tentang aperture? Baca kembali artikel ini.
- Setelah menentukan nilai aperture, lambatkan shutter speed dengan memutar roda dial kamera ke kiri (cara ini tergantung tipe dan merk kamera), terus lambatkan shutter speed sambil memperhatikan jarum di lightmeter, usahakan agar mencapai titik 0 atau pas ditengah.
3. Mulai memotret jejak lampu
Setelah semua pengaturan kamera selesai. Mulailah untuk memotret!
Gunakan shutter release atau timer pada kamera, set ke 2 detik atau 10 detik juga bisa. Tekan tombol shutter separuh untuk mengunci fokus, agar mudah gunakan titik fokus yang paling sensitif (biasanya terletak di tengah-tengah layar).
Baca juga:
- Tips Sederhana Memotret Makanan
- Memahami Fokus Infinity Saat Memotret
- Apa Itu Fitur Image Stabilizer Di Lensa?
Tak bisa mengunci fokus? Ya, saat malam hari umumnya kita akan kesulitan mengunci fokus, untuk itu Anda bisa menggunakan titik fokus infinity.
Caranya? Lepaskan kamera dari tripod, bidik objek yang mudah terlihat namun posisi paling jauh (misalnya lampu jalan yang jauh), tekan tombol shutter separuh setelah terkunci (bunyi bip), kemudian ubah mode fokus di lensa ke manual, pasangkan kembali ke tripod kemudian mulai menjepret dengan shutter release atau timer.
4. Tinjau hasil foto light trail tadi
Berikut adalah beberapa kemungkinan yang muncul dari foto Anda :
- Foto terlalu terang
Perbesar nilai aperture kamera, misalnya dari f/4 ke f/8 sambil memperhatikan lightmeter pada viewfinder, jika belum juga, naikkan shutter speed lebih cepat. Misalnya dari 10 detik naikkan jadi 6 detik atau lebih cepat, sekali lagi perhatikan lightmeter.
- Foto terlalu gelap
Kebalikan dari poin sebelumnya, hanya saja urutannya terbalik. Terlebih dahulu turunkan nilai shutter speed jadi lebih lambat, jika belum perkecil nilai aperture.
- Jejak lampu tampak putus-putus atau masih terlihat motor dan mobil di foto
Artinya shutter speed yang Anda pilih masih terlalu cepat. Agar supaya garis cahayanya tidak putus-putus dibutuhkan shutter speed lambat, di atas 10 detik biasanya lebih bagus.
Sebagai catatan, gunakan format foto RAW untuk memudahkan dalam mengedit di software nantinya.
5. Jangan ragu untuk berkreasi
Seperti disinggung di awal, Anda bisa memadukan foto rooftop dengan foto jejak lampu. Selain itu, Anda juga bisa berkreasi dengan menambahkan subjek foto lainnya. Misalnya Anda bisa menambahkan model di dalam foto light trails Anda.
Sudut pandang foto juga bisa dicoba, misalnya tripod dibuat serendah mungkin untuk mendapatkan efek frog view misalnya.
Intinya jangan terpaku hanya dengan foto light trailsnya saja, berkreasilah sesuka Anda.
****
Demikian pembahasan tentang cara membuat foto jejak lampu atau foto light trails, harapannya setelah membaca ini Anda bisa segera mencobanya sendiri.
Jika ada kendala atau mungkin hal yang kurang dipahami, jangan ragu untuk menanyakannya di kolom komentar.
Suka dengan artikel serupa? Bergabung bersama Saveseva.com lewat media sosial di Facebook ataupun Twitter. Anda juga bisa mendapatkan pemberitahuan langsung mengenai artikel terbaru kami via email, dengan mendaftarkan alamat email Anda di sini.
Terima kasih sudah membaca.
Photo Credit : Dennis Forglone
njul says
iso kecil bukan nya tambah gelap y,
dan saat photo apakah menggunakan flash..
Sheva says
ISO kecil tujuannya supaya kualitas foto lebih bagus, soal gelap terangnya nanti kita atur menggunakan shutter speed lambat atau lama (semakin lambat semakin terang). Untuk foto light trail tidak pakai flash, kecuali kita memasukkan objek lain dalam foto, misalnya model, itu bisa menggunakan flash.
Naya Rotinsulu says
thanks kak Sheva, semalam sy sudah praktekin n berhasil
Rizky says
Ada ig mu kah bro
roezd9 says
artikel yang sangat bermanfaat
betewe
adakah yang punya file raw Fujifilm?
bias dikirim ke email saya
gema says
terima kasih buat penjelasan nya Kak