Fitur image stabilizer atau image stabilization mungkin sering kita dengar atau bahkan kita sebutkan setiap kali memilih lensa atau kamera.
Kadang kita mendengar dari seorang fotografer yang menyebutkan oh lensa ini punya image stabilizer dan yang ini tidak, sebenarnya apa sih image stabilizer itu dan apa kegunaannya? Mari kita lihat bersama.
Fitur image stabilizer pada dasarnya hanya memiliki satu tujuan yaitu supaya gambar atau foto yang kita hasilkan tidak blur atau tetap tajam. Mau bagaimanapun jenis dan teknologi fitur ini atau mau dinamakan dengan istilah apapun juga, tetap tujuannya hanya itu.
Hm berarti fitur image stabilizer ini ada banyak macam dong ? Sebenarnya bukan banyak macam juga sih, hanya istilah serta teknologi yang dipakai ada beberapa, sekalipun tujuan utamanya hanya satu.
Biasanya fitur image stabilizer ini tergantung kepada produsen atau perusahaan yang mengaplikasikan fitur ini ke dalam produknya. Jadi jenis fitur ini berbeda-beda tergantung produsennya.
Mari kita mulai dengan produk yang memiliki fitur image stabilizer ini. Secara garis besar, ada dua cara yang digunakan produsen kamera atau lensa untuk mengkompensasi getaran yang timbul dari tangan kita. yang pertama adalah sistem sensor shift.
Sistem ini biasanya diaplikasikan ke dalam bodi kamera yang mereka produksi contohnya adalah produsen Sony.
Setiap kamera produksi Sony biasanya memiliki fitur image stabilizer di bodi kameranya, kamera keluaran terbaru Sony, A7R II memiliki fitur image stabilizer 5 axis.
Baca juga:
- Pelajari Teknik Mudah Membuat Foto Levitasi
- Belajar Membuat Foto Light Painting Kreatif Yuk
- 10 Trik Membuat Foto Pantai Terlihat Jauh Lebih Menarik
Keuntungan dari penggunaan image stabilizer di kamera adalah kamu bebas menggunakan lensa apa saja untuk memotret, dengan begitu tentu menghemat biaya yang ada, apapun lensa yang digunakan hasil gambarnya tetap bisa tajam karena distabilkan di bodi kamera.
Penerapan yang kedua adalah di lensa, sistem ini juga dikenal dengan optical shift atau lens shift, produsen yang memasang fitur image stabilizer di lensa antara lain adalah Canon dan Nikon, selain itu beberapa produsen lensa third party seperti Sigma, Tokina, dan Tamron juga menerapkan fitur image stabilizer di lensa yang mereka produksi.
Keuntungan dari fitur ini adalah biasanya kemampuan menstabilkan gambarnya lebih baik.
Sekarang mari kita lihat macam-macam image stabilizer dari penamaannya. Seperti sebelumnya, penamaan fitur image stabilizer sangat tergantung dari produsen produk.
- Canon : Image Stabilization (IS)
- Nikon : Vibration Reduction (VR)
- Pentax : Shake Reduction (SR)
- Sony : Optical Steady Shot (OSS)
- Leica : Mega OIS
- Fujifilm : Optical Image Stabilization (OIS)
- Olympus : Image Stabilizer (IS)
- Tokina : Voice Coil Motor (VCM)
- Sigma : Optical Stabilizer (OS)
- Tamron : Vibration Correction (VC)
Oke sekarang setelah kita melihat berbagai perbedaan dari fitur image stabilization yang dipunyai beberapa produsen, mari kita melihat cara kerja dari fitur ini yang diterapkan oleh produsen – produsen tadi.
Secara umum cara kerja image stabilization setiap kamera atau lensa sama saja, yaitu dengan mengkompensasi getaran yang timbul saat memotret.
Tentu kita sudah tahu setiap kali kita memotret dengan cara memegang kamera langsung dengan tangan (istilah kerennya : handheld) maka kamera itu akan bergetar, bergetarnya dari mana? Yah dari tangan kita sendiri, masak dari tangan orang lain hehe.
Bagaimanapun hebatnya kemampuan seorang manusia untuk memegang dengan stabil kameranya, tetap tangannya pasti akan bergetar atau bergoyang. Untuk meminimalisir getaran tangan kita tipsnya bisa kamu baca di postingan 4 Tips sederhana agar foto tetap tajam
Nah di postingan tadi, kita meminimalisir getaran dari tangan kita menggunakan beberapa cara atau teknik memposisikan tubuh, untuk meminimalisir getaran (lebih tepatnya efek dari getaran) yang ada pada kamera atau lensa, fitur image stabilization akan mendeteksi getaran tersebut kemudian mengkompensasikannya.
Bagaimana caranya ? Kita akan melihatnya satu persatu, namun sebelumnya perlu diketahui bahwa sekalipun cara kerja atau sistemnya mirip namun tetap kembali ke masing – masing produsen, untuk sistem Canon, Nikon ataupun Sony tetap ada perbedaannya.
Baca juga:
- Tips Foto Bokeh
- 10 Alasan Mengapa Lensa 50mm Terbaik Bagi Anda
- Tips Memotret Milky Way Menggunakan Lensa Kit
Sedangkan untuk produsen lensa third party biasanya sama dengan produsen utama, karena mereka membuat lensa mereka menggunakan teknik reverse enginering (produk utama dibongkar, diteliti kemudian dibuat lagi yang baru dengan meniru data yang didapat dari produk utama tadi).
Tapi seperti dibilang di atas bahwa secara umum ada dua sistem image stabilization, untuk itu mari kita lihat satu persatu.
1. Sistem Sensor Shift
Sistem ini bekerja dengan mendeteksi getaran yang ditimbulkan oleh user, kemudian sistem mekanik yang ada di kamera akan bekerja dengan menggetarkan sensor dalam kamera untuk menyesuaikan dengan getaran yang terdeteksi. dengan begitu hasil foto yang terekam akan tetap tajam.
Perhatikan gambar di bawah ini (PS. gambar gerak/gif akan tampil maksimal di browser chrome dan sejenisnya)
2. Sistem Lens Shift/Optic Shift
Berbeda dengan sistem sensor shift, sistem ini menstabilkan gambar dengan menggetarkan elemen lensa.
Setiap lensa yang memiliki fitur ini, di dalam lensa tersebut terdapat sensor khusus untuk mendeteksi getaran juga sistem mekanik untuk menggetarkan elemen lensanya, apabila diaktifkan maka sensor akan mulai mendeteksi getaran dari pengguna kemudian mengkompensasikannya dengan menggetarkan elemen lensa khusus melalui sistem mekanik didalamnya.
Oleh karena itu terkadang jika kamu menempelkan telinga ke lensa dengan fitur ini, kemudian menekan tombol shutter separuh akan terdengar bunyi dari sistem mekanik dalam lensa tersebut, itu tandanya fitur ini mulai bekerja untuk mengkompensasi getaran.
Nah demikian beberapa informasi yang bisa kita pelajari tentang cara kerja serta fungsi dari fitur image stabilization ini. Jika mungkin kamu memiliki informasi lainnya seputar fitur image stabilization atau punya pengalaman dalam hal tersebut, jangan sungkan untuk menuliskannya di kolom komentar.
(Disadur dari berbagai sumber)
Bang Nasrul says
Terima kasih infonya, imiage stabilizer biasanya malah saya off kan,
tambah ilmu 🙂