Kamu yang menjadikan kamera DSLR sebagai senjata utama merekam video, mungkin pernah mengalami kejadian menyebalkan ini.
Sementara asyiknya mengabadikan prosesi nikahan mantan eh kameranya ngambek dan berhenti merekam. Kayaknya dia mengerti perasaan kamu ya.. Hihi.
“Movie recording has been stopped automatically”
Kalimat di atas biasanya muncul saat si kamera kesayangan berhenti merekam.
Ada beberapa solusi yang bisa kamu terapkan saat proses perekaman berhenti secara tiba-tiba. Mari kita lihat bersama.
1. Ganti Kartu Memori
Hal pertama yang patut kamu curigai adalah kartu memori yang kamu gunakan.
Ini bisa dilihat dari kategori kartu memori atau lebih dikenal dengan sebutan class yang dicantumkan oleh produsen kartu memori.
Standar kartu memori class 10 sudah menjadi keharusan di era saat ini, terutama jika kamu merekam video Full HD (1920×1080).
Perbedaan antar class kartu memori menunjukan kecepatan read dan write kartu tersebut. Coba perhatikan gambar di bawah ini
Perhatikan kode V dengan diikuti angka di belakangnya pada gambar di atas.
V itu menunjuk pada kelas Video dimana V6 artinya kecepatan writenya 6 Megabyte per second atau 6MBps sampai V90 atau 90 Megabyte per second.
Saat kamu merekam video, yang paling penting adalah kecepatan write ketimbang kecepatan read.
Karena saat video direkam, kamera secara simultan akan menuliskan data ke kartu memori sepanjang proses rekaman.
Besaran data ini yang sangat tergantung dengan mode rekaman atau resolusi yang kamu pilih, serta beragam profile atau codec yang digunakan pada kamera kamu.
Jika kecepatan write kamu di bawah besaran bitrate video tentu saja rekamannya akan terhenti karena kamera menunggu proses penulisan data di kartu memori.
2. Sesuaikan Kualitas Video Yang Kamu Rekam
Hal kedua yang menjadi faktor penyebab mengapa perekaman video terhenti adalah kualitas video yang direkam.
Tentu hal ini berkaitan erat dengan poin nomor 1 tadi. Ketika kamu merekam video dengan kualitas tinggi, misalnya full HD (1920×1080) maka besaran data yang direkam ke kartu memori per detiknya cukup besar untuk membuat kartu dengan kecepatan rendah kesulitan.
Semakin tinggi kualitas video yang direkam, semakin besar jumlah data yang ditulis pada kartu memori.
Selain itu ada beragam hal yang mempengaruhi semacam tipe codec yang kamu gunakan, beragam fitur yang dimiliki kamera kamu, frame rate dan sebagainya.
Karena itu salah satu solusi sederhana untuk mencegah agar supaya proses perekaman tidak berhenti tiba-tiba dengan cara menurunkan kualitas/resolusi video yang kamu rekam.
Untuk saat ini kualitas 720p masih cukup bagus untuk dipertimbangkan, terlebih jika tujuan kamu merekam untuk upload Youtube misalnya.
Rata-rata orang Indonesia menonton video Youtube menggunakan handphone, dimana resolusi 720p masih sangat baik untuk dinikmati.
3. Perhatikan Batas Durasi Video Yang Diizinkan
Hal ketiga ini lebih ke arah teknis dari aturan yang berlaku.
Umumnya kamera foto yang diproduksi pabrikan kamera, peruntukan utamanya ya untuk mengambil gambar diam (foto).
Kemampuan merekam gambar gerak (video) biasanya hanya sebagai fitur atau tambahan untuk menarik pembeli.
Karena itu ada batasan bagi kamera foto untuk merekam video. Umumnya batasannya adalah durasi yang hanya maksimal 30 menit.
Mengapa? Ternyata jika sebuah kamera mampu merekam video lebih dari itu, akan diklasifikasikan sebagai kamera video dan pajak importnya akan lebih mahal.
Tentu aturan bakunya tidak sesederhana itu, tapi kira-kira mencakup demikian. Kamu bisa melihat referensinya dari sebuah situs luar negeri yang membahasnya di sini.
Kamu bisa mengakalinya dengan merekam video per scene dengan durasi kurang dari itu, kemudian digabungkan di software pengolah video nantinya.
Jika kamu menggunakan kamera Canon, kamu bisa mengakali hal ini dengan menginstal software Magic Lantern di kamera kamu.
Ada fitur di software tersebut yang ‘mengupgrade’ kemampuan kamera kamu, sehingga bisa merekam video lebih dari batasan yang diizinkan.
Update: Jika kamu ingin merekam video native tanpa batasan durasi, cobalah beralih ke kamera mirrorless. Pada beberapa tipe mirrorless sudah diizinkan merekam video tanpa batas waktu, selama kartu memori kamu cukup tentunya.
4. Hindari Overheating pada Kamera
Bahasa sederhananya kamera kamu kegerahan setelah diajak kerja keras hehe.
Saat merekam video, sensor kamera dipaksa bekerja jauh lebih keras ketimbang saat kamu memotret.
Karena sifat rekam video yang terus menerus, maka kerja sensor pun kontinu. Oleh karena itu sensornya jadi lebih mudah panas saat dipakai recording.
Untuk mengakalinya ya seperti tadi, coba buat rekaman yang singkat-singkat ketimbang merekam dalam durasi yang lama sekaligus.
Jika sudah terasa panas, istirahatkan terlebih dahulu kamera kamu, jangan dipaksakan.
Hindari juga merekam video di bawah terik matahari langsung atau dalam ruangan yang pengap dan tertutup.
***
Secara umum permasalahan rekam video yang berhenti mendadak lebih ke kartu memori yang kamu pakai.
Jika kartunya sudah kelas atas namun masih ada masalah serupa, barulah kamu coba teliti beberapa solusi di atas.
Semangat memotret ya, eh semangat merekam juga!
Leave a Reply