Seorang jurnalis foto asal Vietnam Doan Cong Tinh menyampaikan permohonan maafnya kepada publik, setelah sebuah foto karyanya yang ternyata telah diedit terlebih dahulu di photoshop, karena sebuah “kekeliruan” telah ditampilkan dalam sebuah pameran internasional !
Foto ini dipamerkan di ajang International Photojournalism Festival of Perpignan di Perancis pada tahun lalu, kemudian beberapa waktu kemudian dipublish di galeri online oleh New York Times. Pertanyaan mengenai foto ini mulai diangkat pertama kali oleh seorang fotografer kebangsaan Denmark, Jorn Stjerneklar. Ketika pada bulan April dia mengunjung Tinh yang telah berusia 72 tahun. Dia begitu terkejut ketika Tinh menunjukkan kepadanya sebuah buku yang berisi versi berbeda dari foto yang ditampilkan di pameran.
Versi asli dari foto tersebut |
Kedua foto ketika disandingkan, amati perbedaan keduanya. |
Dalam postingan blognya Stjerneklar menulis, bagaimana ketika dia menanyakan kepada Tinh, kenapa foto tersebut begitu berbeda? Sang jurnalis sambil tertunduk mengungkapkan bahwa foto tersebut awalnya mengalami kerusakan pada negatif filmnya dan harus diperbaiki. Begitu terkejutnya hingga seketika Stjerneklar merasa seperti terlempar ke dunia lain.
The New York Times dengan cepat langsung menghapus foto yang menimbulkan kontroversi itu, kemudian menuliskan update bahwa foto tersebut tak sesuai standar jurnalisme mereka, dan seharusnya tidak dipublish jika editornya menyadari manipulasi dalam foto tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan situs berita VnExpress, Tinh mengungkapkan bahwa air terjun yang asli tampak ‘terlalu terang’, dan setelah negatif filmnya rusak, dia membawa negatif tersebut untuk diperbaiki di sebuah toko fotografi, yang kemudian memperbaiki dan mengedit dengan Photoshop. Tinh menegaskan bahwa dia tidak mengirim foto baru tersebut untuk pameran foto karena sifatnya yang sudah dimanipulasi, namun secara tak sengaja foto tersebut ikut disertakan dalam CD yang diberikan kepada penyelenggara pameran foto Visa pour l’image.
Tinh mengungkapkan penyesalannya atas kontroversi yang timbul dari foto tersebut. Dia juga mengatakan bahwa ini adalah pembelajaran berharga untuknya. Stjerneklar menuliskan bahwa dia tak menyalahkan Tinh atas kekeliruan yang telah terjadi, tapi yang menjadi pertanyaan bagi dirinya adalah kenapa dua lembaga besar yang begitu dipercaya di dunia fotografi dokumenter internasional, bisa begitu ceroboh dengan memasukkan foto tersebut tanpa menelitinya terlebih dahulu.
Dilansir dari Petapixel.com, jika anda memperhatikan lebih lanjut, bahkan untuk foto yang ‘asli’ terlihat sentuhan Photoshop dalam foto tersebut. Tampak pola yang berulang pada air terjun yang ditampilkan.
Pelajaran berharga untuk kita semua untuk lebih berhati-hati mengedit foto, apalagi jika itu sebuah foto dokumenter atau foto jurnalisme yang akan menarik perhatian banyak orang.
Baca juga :
Leave a Reply