Pertanyaan yang mana impian kita mungkin akan sedikit menggelitik bagi sebagian orang (baca : fotografer), apalagi dalam kondisi rupiah yang tak terkendali seperti saat ini hehe.
Bagi Anda yang mungkin sudah mengerti akan perbedaan full frame dan APSC atau disebut juga crop sensor, mungkin sudah sedikit mengerti tujuan dari judul artikel seperti di atas.
Sebelum kita menelaah (ya elah.. Menelaah -_-) jawaban yang setidaknya bisa memuaskan banyak pihak dan kepentingan dari pertanyaan di atas hehe, mari kita bahas terlebih dahulu apa itu kamera full frame dan juga kamera APSC (crop sensor).
Kamera Full Frame
Kamera full frame merupakan istilah kamera yang mengacu kepada ukuran sensor yang dipergunakan oleh kamera tersebut, sensor full frame merupakan ukuran sensor yang umum dipergunakan sejak era film di zaman dulu.
Ukuran film kamera pada era SLR adalah 24 x 36mm, selanjutnya dalam perkembangan kamera digital pihak produsen kamera menerapkan ukuran tersebut menjadi ukuran sensor kamera digital.
Penyebutan full frame sendiri agak kurang tepat, namun tampaknya awal munculnya istilah ini adalah untuk membedakan dari sensor-sensor kamera lainnya yang berukuran lebih kecil seperti APSC atau Micro Four Thirds.
Jika kita menyebutkan full frame, kesannya kita menangkap bahwa image atau foto dengan frame yang penuh sudah didapat menggunakan sensor ini, padahal masih ada ukuran sensor yang lebih besar lagi dari full frame semacam sensor medium format, dan tentu ukuran frame atau cakupan fotonya lebih luas.
Mari kita lihat ilustrasi di bawah ini.
Gambar di atas merupakan perbandingan antara ukuran sensor yang umumnya ada di kamera saat ini, bagian terluar merupakan ukuran sensor full frame, coba Anda bandingkan dengan ukuran sensor APSC yang lebih kecil.
Dengan ukuran sensor yang lebih besar maka kamera full frame memiliki beberapa keuntungan yang tak dimiliki kamera APSC dan juga kamera dengan ukuran sensor lainnya yang lebih kecil.
Salah satu keuntungan kamera full frame adalah kualitas foto biasanya lebih bagus dari APSC ( kualitas foto berbanding lurus dengan ukuran sensor), kita juga lebih mudah mendapatkan bokeh menggunakan kamera ini, kualitas bokehnya pun lebih ciamik lagi.
Hal yang paling terasa dari menggunakan kamera full frame adalah dalam penggunaan lensa dan ISO. Jika Anda menggunakan lensa dengan panjang fokal 18 mm maka takkan terkena crop factor, tampilan yang ada di foto memang benar-benar 18 mm. Bandingkan jika menggunakan di kamera APSC maka 18 mm tadi akan menjadi 27 mm karena terkena crop factor 1,5x.
Oleh karena itu, umumnya fotografer yang menyukai foto landscape juga akan menyukai penggunaan kamera full frame karena mampu menyajikan view lebih lebar. Hal berikutnya adalah kemampuan low light dari kamera, jika menggunakan ISO 1600 ke atas di kamera APSC maka noise sudah mulai terasa, namun untuk penggunaan ISO hingga 6400 di kamera full frame masih bisa ditoleransi tingkat noisenya.
Ada kelebihan tentu ada kekurangan. Kekurangan dari kamera full frame yang pertama tentunya adalah harga, seperti kata pepatah lama ada harga ada rupa, demikian juga kamera. Ketika hasil foto bagus umumnya juga sebanding dengan jumlah yang harus dikeluarkan untuk menebus kameranya.
Hal berikutnya yang cukup terasa adalah ukuran dan bobot kamera, karena ukuran sensor yang lebih besar maka body kamera pun akan ikut menyesuaikan dengan ukuran sensor (hal ini berlaku untuk DSLR full frame), jika Anda tetap menginginkan kamera full frame namun dengan ukuran lebih kecil, tersedia beberapa mirrorless atau kamera saku di pasaran dengan ukuran sensor full frame.
Berikut adalah daftar kamera full frame dari beberapa produsen kamera yang merupakan versi terbaru dikeluarkan :
- Canon : 1D Mark IV, 5D Mark III, 6D (DSLR)
- Nikon : D4S, D810, D750, D610 (DSLR)
- Sony : A7RII, A7SII (Mirrorless)
Rata-rata harga kamera di atas ada di belasan sampai puluhan juta rupiah.
Baca juga : Harga Kamera DSLR Canon Terbaru Saat Ini Dan Spesifikasinya
Kamera APSC (Crop Sensor)
Kamera APSC juga merupakan penyebutan untuk kamera yang memiliki sensor dengan ukuran APSC, meski di gambar tadi telah kita lihat bahwa ada juga format sensor APS-H, namun untuk format tersebut hanya terbatas untuk beberapa jenis kamera Canon saja.
Kamera APSC sendiri merupakan format kamera yang sangat populer di dunia karena didukung beberapa hal, tapi hal utama adalah harga jual kamera ini yang bisa ditekan serendah mungkin.
Saat ini harga kamera APSC untuk jenis DSLR pemula bisa Anda dapatkan dengan harga 3-4 jutaan untuk versi lawas atau produksi beberapa tahun lalu.
Meski harga yang lebih murah, tapi kualitas foto dari kamera APSC sudah cukup memadai, bahkan jika Anda ingin cetak besar ataupun untuk keperluan pekerjaan resmi.
Beberapa kamera APSC yang cukup populer di pasaran antara lain :
- Canon : 1200D, 600D, 100D, 760D, 70D, 7D Mark II (DSLR)
- Nikon : D3300, D5500, D7200
- Sony : A6000
- Fujifilm : Fuji XT1
Meski umumnya kamera APSC harganya cukup terjangkau, namun untuk saat ini khususnya mirrorless, tampaknya soal harga masih belum terlalu ramah di kantong, mungkin masih butuh beberapa tahun lagi sebelum harga mirrorless dengan sensor APSC bisa menyamai harga DSLR pemula.
Beberapa kelebihan dari kamera APSC selain harga di atas, biasanya ukuran dan bobot kamera APSC khusus untuk DSLR masih lebih ringan dan kompak dibandingkan full frame, dengan begitu tentu Anda tak terlalu menanggung berat berlebih saat hunting.
Dalam hal lensa, biasanya untuk lensa yang dibuat khusus untuk sensor APSC ( di Canon dikenal dengan lensa EF-S, di Nikon dikenal dengan lensa DX) ukuran dan harga juga lebih terjangkau.
Selain itu jika Anda suka foto objek jarak jauh maka crop factor pada lensa APSC akan sangat membantu, untuk lensa dengan panjang fokal 200mm, setelah terkena crop factor maka lensa itu aktualnya menjadi 300mm jika dipasang di kamera APSC, jadi lebih jauh bukan ?
Hanya saja jika kita memotret dengan kamera APSC khusus untuk low light dengan ISO tinggi tidak terlalu dianjurkan, umumnya dari tingkat ISO 1600 ke atas foto sudah cukup berkurang ketajaman dan detail yang ada.
Kesimpulan
Jadi apakah pertanyaan di judul artikel ini sudah terjawab?
Yah jika kita berbicara impian tentu jawabannya kembali ke masing-masing kita, saya pribadi lebih memilih untuk memiliki kamera full frame jika ditimbang dari sudut kualitas foto, tapi kembali ke harga dan kebutuhan saat ini tentu hal tersebut agak kurang cocok. Hal itu tentu akan berbeda dengan Anda.
Hal yang pasti, silakan pilih dan sesuaikan kamera tersebut dengan kebutuhan dan budget yang Anda miliki.
Suka dengan artikel semacam ini? Mari bergabung bersama kami via e-mail atau lewat media sosial di Facebook dan Twitter kami.
Terima kasih sudah membaca
qin says
apakah apsc bisa gunakan lensa fullrame
Sheva says
Bisa kok, hanya saja panjang fokalnya jadi berubah.
Sumitra says
Apsc ketika iso diatas 1600 noise mulai nampak, koq dr speknya iso bisa diatas 10k, jd binggung om
Sheva says
ISO kadang-kadang memang jadi gimmick marketing kamera, padahal dalam penggunaan sehari-hari rata-rata fotografer menekan penggunaan ISO berlebih saat memotret, tentu tergantung situasi pemotretan juga.