Menghadapi perburuan cula badak yang semakin massive setiap saatnya serta semakin merosotnya populasi badak di dunia, badan konservasi di Inggris menciptakan sebuah sistem yang mampu memantau badak. Sistem ini dirancang menggunakan sistem GPS, sensor detak jantung dan kamera terintegrasi yang diharapkan mampu mencegah para pemburu menjalankan aksi perburuan mereka terhadap hewan langka ini.
RAPID (Real-time Anti-Poaching Intelligence Device) merupakan perangkat yang diciptakan oleh lembaga nirlaba yang berbasis di Inggris, Protect. Lembaga ini sendiri berfokus pada konservasi dan perlindungan terhadap hewan liar dalam keberadaannya di alam bebas. Saat ini perangkat tersebut sudah diuji coba di Afrika Selatan. Kawasan Afrika Selatan sendiri merupakan salah satu daerah dimana keberadaan badaknya sangatlah memprihatinkan, hampir tiap saat selalu ada perburuan terhadap badak untuk kemudian diambil culanya. Cula badak sendiri saat ini dihargai tinggi di Asia guna manfaat kesehatannya.
Ahli biologi Paul O’Donoghue merupakan orang yang memelopori pembuatan sistem ini. Menurutnya sistem ini bekerja berdasarkan monitor detak jantung yang ditanamkan dibawah kulit badak, jika denyut jantung hewan itu meningkat secara signifikan ataupun merosot maka sistem RAPID akan mengirimkan peringatan kepada operator di pusat kontrol. Selain itu sistem ini juga secara otomatis akan mengaktifkan kamera kecil yang ditanamkan di cula badak tersebut, sistem GPS yang terintegrasi hewan ini juga akan segera mengirimkan koordinat lokasi badak, dengan begitu pihak otoritas taman nasional akan segera mengirimkan petugas anti perburuan ke lokasi seandainya kamera menampilkan bahwa badak tersebut memang sementara diburu.
Berdasarkan data yang dirilis pemerintah, lebih dari 1200 badak mati diburu tahun lalu. Afrika Selatan sendiri merupakan rumah bagi populasi badak terbesar di dunia, beberapa negara bahkan telah menggergaji cula pada badak untuk menghindarkannya dari perburuan, meskipun hal itu tetap memerlukan pengawasan yang konstan dan tidak terlalu efektif. Beberapa pengelola konservasi pun mulai mempergunakan drone dan microchip untuk bisa meningkatkan pengawasan terhadap populasi badak di daerah tersebut.
(Sumber : The Verge, Protect )
Leave a Reply