Oke, setelah kita membahas sedikit banyak (sedikit banyak itu gimana ya..-_-) tentang jenis dan fungsi lensa, mungkin saja anda sudah mulai mengimingi akan satu jenis lensa, atau dua ? Atau tiga.. Oke cukup.
Seorang fotografer atau bahkan orang yang baru belajar mengenai fotografi, pastilah setidaknya punya keinginan untuk memiliki satu jenis lensa tambahan untuk setidaknya melengkapi lensa yang dia punya saat ini.
Yup dan seperti biasa jika keinginan itu dituruti maka minimal korbannya adalah rekening tabungan atau malah tagihan kartu kredit yang menumpuk wah…
Oleh karena itu sebelum anda pusing dengan tagihan-tagihan debt collector karena kepincut lensa yang dipunyai teman, mari simak beberapa tips sebelum anda membeli lensa berikut.
1. Ketahui budget anda
Tampaknya ini memang selalu menjadi hal yang pertama tiap kali kita akan merencanakan segala sesuatu tentang pembelian atau semacam itu.
Tentu bukannya tanpa alasan mengapa budget selalu menjadi yang pertama dalam perencanaan pembelian, dengan mengetahui dan menentukan berapa besar budget yang kita miliki maka kita bisa menetapkan batasan sampai di rentang harga mana lensa yang mampu kita beli.
Dengan begitu semua lensa yang harganya tak masuk dalam budget yang kita anggarkan dengan segera bisa kita singkirkan dari list lensa yang ingin kita beli.
Belajarlah untuk tegas dalam hal ini, jika dianggarkan 5 juta rupiah, semua lensa dengan harga di atas 5 juta harus anda singkirkan dari list anda, kecuali anda mau bersabar untuk menabung misalnya.
Jangan juga anda memakai post anggaran yang lain untuk memaksakan budget yang tak mencukupi ini, misalnya belanja kebutuhan rumah tangga diambil buat beli lensa wah bisa-bisa disemprot isteri bagi yang sudah menikah hahaha.
Jangan lupa juga untuk konsultasikan dengan pasangan anda tentu jika anda sudah berkeluarga khusus untuk budget yang anda rencanakan.
2. Ketahui passion anda
Jika passion anda dalam fotografi adalah memotret landscape tentu jadi tanda tanya kalau anda membeli lensa makro, yah kecuali passion anda gado-gado atau tak spesifik.
Memang tak ada yang melarang kita untuk menekuni semua genre fotografi tapi dengan memfokuskan kepada satu genre fotografi dan menguasainya, akan membuat anda setidaknya bisa spesifik dalam memilih lensa yang ingin anda beli.
Jika passion anda adalah foto model silakan untuk melihat lensa-lensa yang memiliki focal length yang sesuai untuk memotret model contohnya lensa 85mm atau 135mm, jika menggunakan kamera dengan ukuran sensor APSC anda bisa mencoba lensa 50mm yang terkenal murah tapi berkualitas.
Baca juga : 10 Alasan Mengapa Lensa 50mm Terbaik Bagi Anda
Jika anda menyukai landscape, maka banyak pilihan lensa lebar yang bisa anda coba. Mulai dari yang ultra wide sampai yang lumayan lebarnya.
Akan lebih mudah jika passion fotografi anda lebih khusus seperti penyuka foto makro, karena tentu pilihan lensa makrolah yang menjadi target anda.
Namun tetap saja ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, seperti panjang fokal, aperture dan bukaan, tentu itu akan sedikit menambah pusing juga hehe.
3. Seberapa butuh anda akan lensa itu
Ini yang sering menjadi jebakan bagi kita saat akan membeli lensa.
Ada orang yang membeli lensa karena kebutuhan mendadak saja, misalnya dia harus memotret satu pertandingan olahraga dalam rangka memperingati kemerdekaan seperti sepakbola antar kelurahan, kemudian dia memaksakan diri membeli lensa tele 55-200.
Setelah acara kemerdekaannya selesai lensa tersebut pun selesai masa penggunaannya alias kebanyakan hanya bersarang di dalam tas kamera.
Kembali lagi ke pertanyaan tadi, apakah anda benar-benar butuh lensa tersebut ataukah cuma sejenak saja dan setelah itu disimpan? Jika memang tak terlalu butuh lebih bijaksana jika kita menundanya tentu.
4. Lensa APSC atau Full Frame
Sepertinya ini pembahasan yang luput dari seri Mengenal Jenis dan Fungsi Lensa Dalam Fotografi kemarin, hehe tak mengapa. Mengenai dua jenis lensa ini juga sudah banyak dibahas di forum-forum fotografer.
Jadi sama seperti kamera yang terbagi berdasarkan ukuran sensornya yaitu full frame dan APSC, maka lensa juga sama karena mengikuti besaran sensor tadi.
Mengapa begitu? Pihak pabrikan lensa membuat dua macam lensa sesuai ukuran sensor, lensa untuk sensor full frame diameter lensanya atau sederhananya ukuran bulatan lensanya lebih besar agar supaya bisa mengcover ukuran sensor full frame.
Sebaliknya lensa untuk sensor APSC lebih kecil dari lensa full frame tadi, tentu karena sensor APSC juga lebih kecil dari full frame.
Dengan membuat lensa khusus APSC maka ukuran dan diameter lensa pun jadi lebih kecil sehingga otomatis ongkos produksi lensa bisa ditekan yang tentunya membuat lensa ini bisa dijual lebih murah harganya.
Mengapa kita perlu tahu hal ini sebelum membeli lensa? Karena lensa yang tak sesuai dengan kamera kemungkinan besar tak maksimal fungsinya atau malah tak bisa digunakan.
Untuk Canon pembagian kedua jenis lensa ini dilihat dari kode nama lensa tersebut, Untuk lensa EF artinya itu adalah lensa full frame contohnya Canon EF 24-70mm f/4 L IS, sedangkan untuk kode lensa EF S itu untuk kamera APSC contohnya Canon EF S 18-135mm f/3.5-5.6 IS.
Untuk Canon lensa seri EF-S tak bisa anda gunakan di kamera full frame semacam Canon 6D, Canon 5D atau 1D, sebaliknya lensa seri EF bisa anda gunakan untuk semua jenis kamera Canon baik full frame maupun APSC karena ukurannya mencakup semua sensor tadi.
Untuk pabrikan Nikon, lensa untuk APSC diberi kode DX contohnya 35mm f/1.8 G AF-S DX , sedangkan untuk lensa full frame kodenya adalah FX namun biasanya tidak disertakan dalam nama lensanya, jadi kalau lensa Nikon tak ada kode DX bisa dipastikan itu merupakan lensa full frame, contohnya AFS 50mm f/1.8 G.
Berbeda dengan Canon yang lensa EF-S tak bisa dipakai sama sekali di kamera full framenya, Nikon masih memperbolehkan lensanya dipakai di kamera FX tapi hasil fotonya akan dicrop menjadi seukuran lensa DX tersebut.
Sekarang apa yang perlu kita pertimbangkan dari informasi tadi? Jika seandainya anda berniat untuk mengupgrade kamera anda ke full frame di masa yang akan datang, maka silakan untuk berinvestasi di lensa-lensa full frame meski tak maksimal digunakan di kamera APSC (bagian pinggir lensa mubazir karena anda hanya menggunakan bagian tengah lensa saja, diakibatkan ukuran sensor yang kecil).
Tapi jika anda tak berniat upgrade kamera, silakan memilih lensa APSC yang tentunya lebih terjangkau harganya.
5. Lensa pabrikan kamera atau lensa third party
Saat anda ingin membeli lensa baru, anda juga harus memutuskan untuk membeli lensa produksi pabrikan kamera (satu merk dengan kamera anda) atau membeli lensa pihak ketiga (third party).
Apa bedanya? Hal yang utama tentunya adalah harga, hadirnya lensa dari pihak ketiga seperti Sigma, Tokina, Tamron tak lain adalah melihat celah pasar dalam penjualan lensa sesuai pabrikan kamera, yang memang kadang-kadang harganya tak manusiawi hehehe.
Dalam rentang panjang fokal yang mirip, lensa third party ditawarkan dengan harga yang lebih murah dari pihak pabrikan kamera.
Namun tentu saja ada hal-hal yang menjadi konsekuensi saat anda membeli lensa third party.
Issue utama adalah masalah kualitas, biasanya lensa third party quality controlnya tidak seketat lensa dari pihak pabrikan kamera, namun akhir-akhir ini sudah banyak review dari situs-situs ternama yang menunjukan bahwa kualitas lensa third party sudah cukup baik bahkan bisa menyamai lensa pabrikan.
Pertimbangan berikutnya adalah build quality lensa dalam hal ini material yang digunakan, fitur-fitur yang ada biasanya masih kalah dari lensa produksi pabrikan kamera.
6. Spesifikasi teknis lensa
Pertimbangan akan spesifikasi lensa ini cukup penting, hal -hal seperti kemampuan motor fokus kamera, kualitas optik, kemampuan image stabilizer, ketahanan terhadap air dan debu (weathershield) patut anda perhatikan lebih, tentunya dalam hal spesifikasi teknis ini berlaku prinsip ada kualitas ada harga.
Lensa yang memiliki kualitas top untuk spesifikasinya tadi biasanya harganya juga lebih mahal. Bagaimana mengetahui spesifikasi lensa secara tepat?
Saran saya, bacalah review lensa tersebut di situs-situs reviewer lensa terkenal.
Anda bisa googling untuk mencari situs-itu, salah satu yang saya sarankan adalah DPreview.com, situs review ini mengulas lensa secara mendalam walaupun yah anda setidaknya harus memahami bahasa Ingrris tentunya.
7. Cek Kondisi Lensa
Anda sudah mengikuti semua panduan di atas? Sudah membaca review dari situs-situs reviewer terkenal (meski harus pakai acara buka-buka Google translate hehe), kini anda sudah berada di toko kamera dengan lensa pilihan anda.
Hal berikut yang harus anda ketahui adalah ujilan lensa tersebut menggunakan kamera anda ! Jadi sarannya bawalah kamera anda ke toko kamera agar supaya bisa diuji secara langsung.
Tak semua lensa yang diproduksi pabrik itu hasilnya baik, karena bisa saja ada lensa yang bad copy, apalagi jika anda memutuskan untuk membeli lensa third party, pengujian akan lensa itu mutlak harus anda lakukan.
Baca juga: Ingin Membeli Lensa Bekas? Teliti Beberapa Cacat Lensa Ini Sebelum Memutuskan Untuk Membeli
Pengujian yang disarankan adalah menguji kinerja autofokus kamera, telusuri apakah ada kemungkinan salah fokus seperti ‘back focus’ atau ‘front focus’ dimana lensa salah menempatkan titik fokusnya.
Silakan search di Google spesifiknya cara pengujian ini. Hal berikutnya adalah kondisi optik lensa apakah berjamur atau tidak, uji juga ring fokus, ring zoom yang ada apakah masih normal, sudah terasa seret atau malah sudah longgar atau aus.
Teliti juga kemampuan image stabilizer lensa berfungsi baik atau tidak.
Jika anda tak bisa mengujinya, misalnya karena anda membelinya secara online, belilah di penjual yang terpercaya serta memberikan jaminan replacement dalam jangka waktu tertentu, jika ada keluhan dari pelanggan yang membeli karena mendapat lensa yang bad copy.
8. Garansi
Pastikan garansi lensa anda berlaku karena ini menyangkut jaminan terhadap lensa anda.
Garansi dari pihak resmi yang ditunjuk oleh produsen kamera biasanya jauh lebih baik daripada sekedar garansi toko, karena ujung-ujungnya toh jika diperbaiki lensa pasti dibawa ke service center resmi tapi dengan biaya double karena tak bergaransi resmi.
Usahakan untuk tak membeli lensa dari penjual yang tak jelas, kemungkinan mendapat lensa bad copy atau black market sangat besar, kerugian anda akan berlipat lagi jika lensa tersebut rusak dan garansinya tak ada.
Oleh karena itu telitilah terlebih dahulu sebelum membeli, teliti lensa yang akan anda beli kemudian teliti juga penjual yang menjual produknya kepada anda. Dengan begitu tentunya resiko yang ada bisa diminimalisir.
****
Demikian 8 tips yang bisa anda perhatikan sebelum anda memutuskan untuk membeli lensa baru, jika anda merasa artikel ini bermanfaat silakan dishare kepada teman-teman anda lewat tombol share di bawah postingan ini.
Jangan ketinggalan artikel terbaru dari Saveseva Fotografi dengan cara subscribe via email, melalui form di bawah artikel ini.
Anda juga bisa bergabung dengan kami di Facebook dengan cara like FB page Saveseva Fotografi, ada banyak info menarik yang kami bagikan disana. So akhirnya terima kasih sudah membaca.
Header images © FuFu Wolf
Gambar Fotografer © David Mertl
Foto lensa Nikon 35mm © Kenrockwell
Suhardi says
Good